Minggu, 04 Maret 2012

Tulisan 1 Bahasa Indonesi 2


Geliat Mobil Esemka

Esemka adalah salah satu mobil hasil buatan dalam negeri sendiri. Mobil Esemka merupakan mobil buatan anak-anak SMK di Solo yang saat ini sedang menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat, dari pengusaha bahkan para pejabat rela melakukan iden untuk dapat memakai mobil Esemka tersebut.
Sejarahnya, Sukiyat pemilik bengkel motor (1978) yang kini tidak lagi hanya mengurusi motor melainkan bengkel nya menjadi sebuah tempat pengecetan mobil dengan system oven dan perbaikan body mobil. Jalan pertamanya tahun 2007 sebagai penggiat mobil lokal, ia memodifikasi sebuah mobil yang tampil bagus. Dan sejak saat itu pula pada tahun 2009, Sukiyat mulai menjadi “pimpinan’ pembuat mobil Kiat Esemka. Mula-mula, Sukiyat bekerja sama dengan salah satu SMK untuk mengerjakan sebuah mobil. Di bengkelnya ia mengajak anak-anak SMK untuk melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan). Namun, nasibnya secara perlahan mulai berubah ketika Direktur Pembinaan SMK, Joko Sutrisno hadir dan melihat kreatifitasnya. Dan saat itu Joko meminta Sukiyat untuk membina siswa SMK nya dan mereka merangkai mobil tanpa menggunakan mesin pabrik.
Mobil Esemka menjadi lebih populer setelah Walikota Solo, Joko Widodo menggunakan mobil Esemka sebagai mobil dinasnya menggantikan mobil dinas Walikota sebelumnya yaitu Toyota Camry yang sudah berusia 11 tahun yang merupakan warisan dari Walikota sebelumnya. Pada saat itu tentu saja terdapat banyak pendapat pro dan kontra dari kemunculan mobil Esemka tersebut. Fenomena mobil Esemka ini sangat luar biasa, ditandai dengan belum diproduksi secara massal saja mobil ini sudah banyak di pesan oleh masyarakat. Ini merupakan gebrakan besar bagi pertumbuhan industri otomotif sendiri guna mendorong kemampuan kemandirian industri otomatif dalam negeri.
Sampai saat ini murid-murid SMK pun terus mengembangkan mobil Esemka agar semakin sempurna. Sebelumnya, mobil Esemka menjalani uji emisi sebagai pengujian terakhir dari 11 uji yang menjadi syarat agar kendaraan tersebut bisa diproduksi massal. Selain uji emisi, sepuluh pengujian yang telah dijalani Esemka Rajawali yaitu pengujian rem, lampu utama, radius putar, klakson, kincup roda (side slop), berat kendaraan bermotor, spedometer, pengujian CO-HC, pengukuran dimensi dan pemeriksaan konstruksi.
Dan untuk uji emisi terakhir yang di lakukan pada bulan Februari yang lalu, ternyata mobil Esemka tidak berhasil lolos dalam pengujian tersebut. Penyebab Esemka tidak dapat lolos uji tersebut karena mobil hasil buatan siswa SMK di Solo itu dinyatakan belum memenuhi standar emisi Euro2 yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam aturan mengenai uji emisi menurut Kepala Puskom Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan, Esemka dinyatakan belum memenuhi ambang batas emisi CO dengan limit 5 g/km dan HC+NOX dengan limit 0,70 g/km,
Namun, perkembangan tentang kemajuan mobil Esemka ini masih terus berlanjut. Para siswa akan terus berusaha untuk memperbaiki kualitas mobil Esemka tersebut dengan serta mengharapkan dukungan fasilitas yang di peroleh dari pemerintah. Untuk masalah tentang dana besar yang dibutuhkan, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan, hingga proses produksi unit secara massal dengan hasil baikdiharapkan semua akan berjalan dengan lancer dan tanpa hambatan berarti.
Sumber :
·         http://www.beritamandiri.com/2012/03/kenapa-mobil-esemka-tidak-lulus-uji.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar