Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang ke-18 pada tanggal 07 Mei 2011 pukul 09.00 di Jakarta Convention Center (JCC), Indonesia. KTT ASEAN adalah pertemuan tahunan yang salah satunya membahas ekonomi dan pengembangan kebudayaan negara-negara di Asia Tenggara. KTT ASEAN ke-18 ini dihadiri oleh kepala pemerintahan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, yaitu: Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
Di bawah ini merupakan penggalan isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pembukaan KTT ASEAN yang ke-18.
Untuk itulah, sebagai Ketua ASEAN, Indonesia menetapkan tiga prioritas utama yang mesti kita sukseskan bersama.
Pertama, kita harus dapat memastikan tercapainya kemajuan-kemajuan penting dalam membangun Komunitas ASEAN; Kedua, kita harus memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di kawasan yang kondusif bagi upaya pencapaian pembangunan, antara lain melalui KTT Asia Timur dengan tetap menjaga sentralitas ASEAN; dan Ketiga, kita harus mensukseskan pembahasan mengenai perlunya visi "ASEAN pasca 2015", yaitu peran Komunitas ASEAN di antara Komunitas Global Bangsa-Bangsa.
Ini berarti, pada saat, insya Allah Komunitas ASEAN terbentuk pada tahun 2015, kita telah siap untuk meningkatkan peran ASEAN, dalam menjawab tantangan-tantangan global yang membentang di depan kita tantangan yang dapat menyulitkan kehidupan generasi mendatang.
Kita memperjuangkan tiga prioritas tadi, berdasarkan premis bahwa seluruh daya upaya kita akan bersifat kerakyatan (people centred). Seluruh lapisan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN mesti dilibatkan, agar mereka semua mempunyai rasa kepemilikan dan keinginan yang kuat untuk berpartisipasi. Mereka akan menjadi yang pertama, dan yang paling utama mendapatkan keuntungan dari inisiatif kita.
Hadirin sekalian yang saya muliakan.
Di kawasan ASEAN yang dinamis ini, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, masih banyak yang perlu kita lakukan. Kita harus bekerja keras untuk memberdayakan dan meningkatkan usaha kecil dan menengah. Kita perlu lebih mengembangkan perdagangan, investasi dan pariwisata intra ASEAN. Dan kita pun harus lebih meningkatkan kerja sama kita dengan mitra wicara ASEAN agar dapat lebih bermanfaat.
Kita perlu meluncurkan lebih banyak lagi, upaya untuk memajukan interaksi antar masyarakat (people-to-people). Dialog Para Pemimpin ASEAN dengan Majelis Antar Parlemen ASEAN, para wakil dari kalangan masyarakat sipil, dan para pemuda selama KTT ini berlangsung, merupakan salah satu bentuk upaya untuk menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berorientasi dan berpusat pada masyarakat. Itulah cita-cita kita. Itulah harapan kita. Harapan baru bagi komunitas ASEAN.
Sekali lagi, mari kita tingkatkan kerja sama kita. Mari kita libatkan rakyat kita dalam membangun kawasan ASEAN, agar kehidupan rakyat di kawasan ini menjadi lebih aman, lebih tentram, lebih damai, lebih harmonis, dan lebih sejahtera. Karena itulah, saya sungguh berharap Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN tahun ini, dapat menjadi jembatan menuju keberhasilan yang kita harapkan bersama. Sekali lagi, mari kita wujudkan :
ASEAN : One Vision, One Identity, One Community.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabakatuh
Tanggapan saya :
Ada beberapa tujuan yang terkandung dalam isi pidato Presiden tersebut. Yakni pertama, memastikan dan mengkonsolidasi pencapaian “Komunitas ASEAN 2015”. Kedua, memelihara kawasan yang aman dan stabil sehingga negara-negara di kawasan Asia Tenggara bisa melanjutkan pembangunan. Ketiga, menjadikan ASEAN berperan aktif dalam pemecahan masalah-masalah global.
Untuk menyambung tugas saya kali ini tentang kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan sadar adanya norma, saya akan membahas tentang penggunaan bahasa secara umum. Dari pidato yang telah di sampaikan tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa Presiden telah sangat baik dalam penggunaan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang telah di tetapkan. Presiden sangat memperhatikan penggunaan EYD dalam pidato tersebut. Ini berarti, Presiden SBY sebagai Kepala Negara Republik Indonesia, telah menjunjung tinggi nilai-nilai “Kesetiaan Bahasa” terhadap Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia di dalam pertemuan internasional seperti KTT ASEAN ini. Presiden telah mengutamakan bahasa nasional daripada bahasa asing lainnya dalam menyampaikan pidato pembukaaan pertemuan tersebut. Sikap yang seperti ini, dapat dijadikan cerminan bagi para pemuda Indonesia untuk menjunjung tinggi Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa, dan bernegara.
>> http://static.liputan6.com/201105/110507akttasean-sby.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar