Minggu, 27 November 2011

softskill3 bahasa indonesia

  RESENSI atau TELAAH NASKAH 



1.                  Data Publikasi
è    Judul               :           Poco -poco
è    Penulis            :           Eileen Rachman & Sylina Savitri (EXFERD)
è    Penerbit          :           Koran Kompas (www.kompaskarier.com)
è    No./Tgl           :           Nomor 146 Tahun ke-47/Sabtu, 26-11-2011
è    No.Halaman   :           Halaman 37
è    Tema              :           “Under pressure” didalam pekerjaan

2.                  Sinopsis
à        Jeffrey Pfeffer, seorang pengarang buku “The Knowing Doing Gap” membuktikan dalam risetnya, ide – ide cemerlang memang banyak sekali diungkapkan, diusulkan, direncanakan, baik di buku – buku, presentasi, maupun di rapat kerja perusahaan. Namun, pada kenyataannya rencana – rencana tersebut sangat minim di dalam implementasinya. Penyebab kesenjangan antara “knowing dan doing” inilah adalah penyakit mental. Penyakit mental tersebut timbul akibat pikiran yang berada dibawah tekanan (under pressue) sehingga tubuh tidak bisa rileks dan semakin sulit untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. Situasi “under pressure” inilah yang membuat pengetahuan semakin kuat dalam pikiran individu, tetapi pada saat yang sama membelenggu kekuatan internal dalam diri individu. Apa yang kita tahu, bahkan terlalu kita tahu, justru bisa merusak keyakinan, melemahkan motivasi, dan membuyarkan fokus kita. Jadi, pengetahuan ternyata bisa menghambat individu dalam bergerak. Ini berarti, menjejali pengetahuan tanpa rasa percaya diri dan emosi positif dapat membuat perubahan menjadi sulit terjadi.
Tekanan mental yang menghambat individu untuk melakukan tindakan perubahan perlu kita bongkar agar kita bisa memfokuskan pikiran kita ke tingkah laku yang kita harapkan. Bila kita rajin melatih fokus kita pada tindakan, tanpa kita sadari kita sudah berada di rel yang tepat untuk berubah. Dalam ilmu coaching, ada skema “Goal-Reality-Opportunity-Way Out (GROW) yang bisa membantu kita untuk lebih fokus. Fokus hanya mungkin terjadi bila kita jelas akan sasaran (Goal) yang ingin kita raih. Setelah itu, kita perlu melihat kenyataannya (Reality) secara obyektif. Langkah selanjutnya adalah membaca situasi (Opportunity) untuk menemukan cara untuk bergerak dari realitas saat ini ke sasaran yang kita inginkan. Terakhir, adalah penentuan “action” (Way Out) yang akan kita lakukan beserta timing dan deadlines-nya.
3.                  Keunggulan
è    Isi dari aritkel ini dapat sangat membangun dan menyadarkan pembaca untuk memikirkan kembali tujuan yang dimiliki dalam hidupnya.
è    Dapat memotivasi pembaca untuk tidak mudah menyerah dan menjauhi situasi under pressure.
è    Artikel ini dilengkapi dengan beberapa kalimat kutipan para ahli yang berisi motivasi yang baik untuk pengembangan diri, seperti kutipan kalimat dari Peter Drucker dan Timothy Gallwey.
4.                  Kelemahan
è    Penjelasan singkat yang terletak pada paragraf pertama sebagai paragraf pembuka kurang relevan hubungannya dengan isi artikel tersebut.
5.                  Pendapat Akhir
Setiap individu pasti pernah memiliki masalah dan berada dibawah tekanan (under pressure) di dalam pekerjaan ataupun hidupnya. Under pressure  tersebut bisa menjadi penyakit mental yang akan mengganggu maupun menghambat pola pikir dan gerak kita dalam mengembangkan pengetahuan didalam bekerja. Artikel ini berisi penjelasan sebab dan akibat apa yang bisa ditimbulkan dari “under pressure” dan langkah apa yang mesti kita lakukan untuk perubahan diri sehingga tidak terlalu lama berada di situasi yang tidak menguntungkan seperti itu dan bisa bangkit kembali untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Seperti kutipan dari Timothy Gallwey “There are many ways of allowing your thinking to get in the way of your performance and learning, but they all amount to conversations you are having with yourself within your own head.”

6.                  Lampiran Naskah Asli


 *Gambar artikel terkait, diambil dari sumbernya langsung